Untuk buku cerita bergambar dan buku pop-up, Occhipinti menyarankan diletakkan di ruang tamu. Ini sangat ideal untuk membaca dan memulai percakapan.
Geraifurniture.com ~ Memiliki perpustakaan pribadi itu kesannya keren atau seram, yah? Eh, tentu keren, dong. Misalnya saja, dalam satu rumah ada ruangan khusus yang isinya rak-rak penuh dengan buku. Tetapi, mungkinkah hal itu diwujudkan? Tentu saja mungkin, ya.
Lisa Occhipinti, seorang exhibiting artist dan penulis mengatakan, perpustakaan pribadi bisa dibuat menjadi ruang yang interaktif. Maksudnya, tidak perlu menjadikan perpustakaan dalam satu ruangan. Buku-buku itu bisa diletakkan di sudut atau area tertentu.
Occhipinti mencontohkan, kalau buku-buku tersebar lebih dari satu ruangan di rumah, cobalah menyusunnya sesuai ruangan. Buku masak, tentu saja cocok di dapur, tetapi pertimbangkan untuk menyelaraskan juga di sepanjang bufet ruang makan, atau mengaturnya di bagian tengah.
“Apa pun ukuran dan pengaruhnya, pada akhirnya menciptakan tempat perlindungan pribadi untuk Anda dan buku-buku Anda, hanyalah memerlukan beberapa rak, tempat duduk, dan penerangan,” kata Occhipinti dalam buku Novel Living: Collecting, Decorating, and Carfting With Book.
Untuk buku cerita bergambar dan buku pop-up, Occhipinti menyarankan diletakkan di ruang tamu. Ini sangat ideal untuk membaca dan memulai percakapan. Bisa juga menyimpan buku-buku dari masa kecil di rak gantung di sudut kamar.
Namun, Occhipinti mengingatkan penempatan buku-buku ini layak mendapat pemikiran dan pertimbangan yang sama dengan yang bisa dilakukan saat menggantung dekorasi atau mengatur furnitur.
Berikut beberapa rak buku yang bisa di pilih untuk rumah minimalis:
1. Shelving
Saat merencanakan meletakkan rak, pertimbangkan ketinggian vertikal di antara rak, kedalaman setiap rak, dan berat, ukuran, serta jumlah buku koleksi sekeluarga. Persamaan ini menentukan jenis rak apa yang paling cocok untuk miliki.
Misalnya, koleksi novel akan pas di rak-rak yang ramping dan lebih tipis, sedangkan pengelompokan buku-buku fotografi membutuhkan rak yang lebih luas dan lebih tebal untuk menopang beratnya.
2. Bookcases
Rak buku ini memiliki dinding samping, dan terkadang juga di bagian belakangnya (punggung). Menurut Occhipinti, buku yang disusun dalam rak berdinding samping memiliki keuntungan buku bisa berdiri bebas tanpa takut jatuh-jatuh dari samping.
3. Bookshelves
Pada rak buku ini, kata Occhipinti, tidak memiliki dinding samping. Sehingga memerlukan bookends alias pengganjal buku, yang bisa dibeli atau membuat sendiri. Selain itu, Bunda juga dapat menggunakan tumpukan buku horizontal sehingga menjaga buku vertikal tetap tegak di tempat.
Ada juga rak buku yang digantung di dinding yang dapat memenuhi seluruh dinding, ujung ke ujung, atas ke bawah, atau mungkin juga dalam bentuk unit rak kecil untuk buku-buku tertentu.
“Jika Anda kekurangan ruang, taktik desain yang ideal adalah memasang rak-rak dinding di atas jendela atau pintu di sekeliling ruangan.
4. Rak kaca
Occhipinti mengatakan, model rak ini merupakan cara lain menyimpan buku tapi bisa melihatnya dari luar. Pintu yang tertutup akan menjaga koleksi buku agar bebas debu.
5. Rak beroda
Rak beroda ini biasanya digunakan di perpustakaan dan sekolah. Sangat berfungsi dan tahan lama. Menurut Occhipinti, ada berbagai macam pilihan untuk rak ini. Ada yang terbuat dari kayu dan besi dengan berbagai warna berani.
Saat menyusun buku-buku di rak, kata Occhipinti, jangan menyimpan buku terlalu rapat.Harus bisa mengeluarkan buku dari tempatnya dengan mudah, dan tanpa mengeluarkan buku di sampingnya.
“Hindari meletakkan buku secara horizontal di atas buku yang disusun secara vertikal. Meletakkan buku di atas buku yang tegak dapat menyebabkan kerusakan dan terlihat berantakan. Buku-buku sebaiknya disimpan baik secara berdiri vertikal atau ditumpuk secara horizontal di rak untuk mencegah kerusakan bentuknya,” imbuh Occhipinti.
Berbicara tentang buku, Sarah McGeown, dosen psikologi perkembangan di Universitas Edinburgh, mengatakan, aktivitas membaca buku cerita dan bercerita dengan anak merupakan aktivitas bonding yang menyenangkan.
Cerita juga membuat kosakata anak lebih luas dan dapat mengembangkan serta memelihara keterampilan bahasa mereka. Bahkan, membaca cerita juga membuat anak mampu berpikir kreatif, lho. (GF)
Sumber: haibunda.com